Kamis, 29 Desember 2011

B

Si pengendara motor Jakarta plat B………..
Saat ini, petumbuhan jumlah kendaraan roda dua di Indonesia, Jakarta pada khususnya, mengalami kenaikan pesat dimana berbanding terbalik dengan kualitas pengendaranya. Dimana para ”pemilik motor” tersebut mengendarai motornya tanpa mengindahkan kaidah2 dan norma serta etika berkendara di jalan raya. Berbeda dengan sekitar 5 s/d 10 thn lalu dimana setiap ”pemula” akan mendapatkan wejangan dari orang tua mengenai norma2 dan kaidah2 berkendara dijalan raya (mobil ataupun motor).
Dewasa ini tipe2 pengendara motor bisa dilihat dari caranya mengendarai. Adapun jenis-jenisnya adalah sebagai berikut.
1. Tipe Anjing Peking
Tipe ini adalah tipe rider paling menyebalkan. Pada saat macet suka sekali klaksonnya menyalak tak henti2 kepada pengendara didepannay, walaupun sedang macet atau lampu masih menyala merah. Tapi digertak biasanya langsugn terkaing-kaing.
2. Tipe Ikan Cupang
Tipe ini adalah tipe rider yang tidak bisa melihat saingan dijalan. Ketemu motor lain yang knalpotnya sama2 sangar atau dandanan sport, langsung menempel mengajak bertarung. Jika lawannya tidak menanggapi, dia akan berkeliaran disekitar si rider lawannya itu sambil menari2kan buntutnya.
3. Tipe Anjing Herder
Tipe rider yang tidak mau mengalah dalam setiap kesempatan. Biasanya jarang menyerobot barisan, tapi jika ada kendaraan lain akan memotong jalurnya, langsung menyalak atau menerjang menutup jalurnya. Jarang melakukan pelanggaran seperti naik trotoar ataupun menerobos lampu merah, maka itu cepat emosi jika jalurnya diambil orang lain.
4. Tipe Kuda Laut
Tipe rider yang menyebalkan pula. Ciri-cirinya berkendara secara pelan dijalur manapun, entah dijalur kiri atau kanan. Jika diklakson, bahkan diteriaki sekalipun, cuek saja dan buang muka kearah lain. Jika di konfrontasi, langung buang arah tanpa memperdulikan sang lawan.
5. Tipe Burung Merpati
Biasa disebut tipe bebek (tapi dikarenakan mirip jenis kendaraan roda dua, maka diganti saja), dikarenakan sukanya mengintili atau menempel buntut motor lainnya. Biasanya dua atau tiga motor dan seperti merpati, setia dengan pasangannya didepan.
6. Tipe Anak Ayam Tanpa Induk/Cecurut
Hampir mirip dengan tipe Anjing Peking, dikarenakan caranya mengendarai motor persis anak ayam kehilangan induk. Menjerit2kan klakson sambil berjalan tak tentu arah. Sedikit banyak mirip dengan cecurut juga karena menerobos sana sini, tanpa peduli kendaraan lain. Spion kadang menjadi bantalan setang atau bodi belakangnya. Trotoarpun bukan halangan. Tak lupa, klakson yang mencicit-cicit.

7. Tipe Burung Merak
Tipe pengendara yang biasanya menggunakan modifikasi serba mahal, baik motor maupun pengendaranya. Sering membuat lambat lalu lintas yang sudah macet dikarenakan hobbynya mencari kaca-kaca lebar dipinggir jalan, cermin2 yang dijual pinggir jalan, atau kaca mobil yang tipe v-kool atau sparta. Kadang dari kecepatan tinggi, bisa melambat hanya karena ada kaca klinik yang biasanya lebar dan memantul untuk berkaca sejenak.
8. Tipe Kuda Liar/Mustang
Tipe pengendara yang suka memacu kendaraannya dalam kecepatan tinggi. Kadang berjalan pelan, tapi tiba2 tanpa sebab bisa melaju kencang tanpa tedeng aling-aling. Biasanya suka sekali memacu kendaraan ketika lampu merah berubah dari merah menjadi hijau, tak jarang sambil mengangkat roda depan. Biasanya susah ”ditangkap”nya.
9. Tipe Cumi-Cumi
Tipe pengendara dengan motor yang tidak terawat atau motor dua tak yang oli sampingnya dibuat boros. Menyebalkan dikarenakan meninggalkan asap tebal bagai cumi-cumi melarikan diri.
10. Tipe Elang
Tipe pengendara yang identik dengan BM Polisi. Berjalan tenang dan damai, tiba-tiba bisa “menukik” cepat jika melihat pelanggaran dengan matanya yang sangat awas.
Tipe yang manakah anda?  hahahahahahahaha

Jarum, jarum, apa jarum ??? tiada yg tahu hehe

Jarum di tumpukan jarum …. Waduhhh..
Menurut Anda, mana yang lebih sulit mencari jarum di tumpukan jerami atau mencari jarum di tumpukkan jarum? Tentu yang lebih sulit adalah mencari jarum di tumpukkan jarum.  Mengapa? Karena ketika sebuah benda berada diantara sesamanya ia menjadi sulit dibedakan. Sedangkan jika ia berada diantara benda-benda yang berbeda ia cenderung akan tampak lebih menonjol.
Lain ceritanya bila jarum itu Anda beri ciri tersendiri. Misalnya, Anda berikan warna pada jarum itu sementara yang lain tidak. Atau, Anda letakkan jarum terbesar diantara jarum-jarum yang kecil. Dengan cara seperti itu, Anda akan lebih cepat dan lebih mudah menemukan jarum di tumpukkan jarum.
Hal demikian berlaku pula dalam bisnis dan kehidupan. Bila Anda berada di kumpulan bisnis yang sejenis, serupa, seirama, sewarna maka Anda akan sulit dikenali. Begitupun bila Anda memiliki kemampuan sama, selevel, sederajat pada bidang yang sama maka Anda juga akan sulit dibedakan dari yang lain.
Agar Anda mudah dicari dan dikenali orang maka carilah pembeda dalam hidup Anda. Milikilah kemampuan yang jarang dimiliki orang lain. Atau, jadilah yang terbaik di bidang yang Anda tekuni. Dalam istilah marketing berusahalah jadi Top Of Mind (TOM), sesuatu atau seseorang yang selalu mudah diingat oleh konsumen atau orang lain.
Sekarang coba duduklah sejenak, kemudian Anda merenung, cari apa kelebihan Anda yang tidak dimiliki oleh orang lain. Kemudian tanyakan pada diri Anda sendiri: Apakah sebagian besar waktu sudah dan akan digunakan untuk mengasah dan menguatkan kelebihan saya? Apakah selama ini saya sudah berusaha menjadi yang terbaik di bidang yang saya tekuni?
Jika usaha atau ikhtiar Anda selama ini biasa-biasa saja seperti kebanyakan orang rata-rata, apakah setelah ini Anda bersedia untuk selalu melakukan yang terbaik?
Jawaban Anda akan sangat menentukan apakah Anda termasuk “jarum” yang mudah ditemukan. Semua terserah Anda…

Demokrasikah ?

DEMOKRASIKAH ?

Demokrasi sering disebut “pemerintahan oleh opini publik”. Artinya pemerintah memberikan kebebasan terhadap masyarakatnya. Tapi kebebasan yang bagai mana yang sebenarnya ?
Seorang kritikus H.z. Mencken, pernah menggambarkan demokrasi dengan istilah yang tidak enak didengar, tapi kenyataan nya benar “demokrasi adalah seni dan ilmu menyelenggarakan sirkus dari kandang monyer”, artinya, bagaimanapun yang bakal kebinggungan bukan monyet-monyet itu, melainkan mereka yang merasa tau tentang apa itu sesungguhnya Demokrasi, tetapi mereka menggabaikannya. Jadi apa arti sebenarnya dari Demokrasi ?
Demokratia (kekuasaan rakyat) lahir menyusul revolusi rakyat di Yunani pada tahun 508 SM. Adalah benar dan semua orang pasti tau. Tetapi, pengalihan dari demokrasi sebagai perlawanan rakyat terhadap penguasa kepada demokrasi, dengan system kepartaian yang berkedok suara rakyat, dipakai untuk kepentingan pribadi dan kelompok, bukan memperjuangkan hak rakyat yang diwakilinya, jarang orang tau.
Dalam konsep demokrasi, kekuasaan tertinggi ada pada rakyat, rakyat diberi kebebasan mutlak untuk bersuara. Rakyat lah yang dapat menentukan siapa pemimpin nya. Suara rakyat lah sebagai suara kedamaian.
Thomas hobbes (1588-1679) pernah mengatakan, rakyat mempunyai kekuasaan absolute. Teori ini juga yang kemudian melahirkan Negara-negara modern dan meruntuhkan kekuasaan raja-raja yang dianggap bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi.
Indonesia adalah Negara yang menganut sistem Demokrasi, tetapi dibalik semua itu demokrasi hanya lah sebuah langkah pendek bagi pemerintah untuk menguasai rakyat serta demi melindungi rahasia-rahasia penting Negara. System dinegara ini sudah sangat morat marit (tidak jelas), Birokrasi pemerintahan nya masih mementingkan kepentingan pribadi, begitu juga hal nya dengan  partai politik nya, yang hanya mementingkan kepentingan kelompok nya dari pada rakyatnya.
Dimana letak demokrasi Negara ini ?,
Mungkin saat nya kita mempelajari histori Negara ini, saat runtuhnya rezim penguasa negeri ini “soeharto”. Arus kapitalis yang mulai menggakar cepat telah membuat jiwa social negeri ini memudar. Hilangnya jiwa social ini lah yang membangun keterpurukan, dimana semua orang hanya mementingkan dirinya sendiri, tanpa memikirkan kepentingan orang banyak.
Negeri ini bagaikan surga bagi penguasa, dan neraka bagi rakyatnya, korupsi dan nepotisme terus Berjaya, wakil rakyat buta akan harta-hartanya, sedangkan rakyat terus menderita tak berdaya.
Berbagai peristiwa politik  pun ditanah air saat ini cenderung melingkar-lingkar, berputar di angkasa tanpa pernah menyentuh tanah, dari isu ke isu muncul silih berganti, tumpang tindih  tak tahu kapan akan berakhir. Belum selesai satu kasus muncul kasus yang lain, dengan menyisakan pertanyaan ironis. Setelah itu akan ada isu apa lagi ? apakah negeri ini sedang belajar berbicara, tetapi tidak mampu menyelesaikan persoalan secara tuntas. Jika ini terus berlarut dan pemerintah tidak mendengarkan aspirasi rakyat nya, revolisi akan terjadi lagi dinegeri ini.
Mungkin, Untuk mewujudkan pemerintah yang demokratis, pemerintah harus mulai menerapkan system demokratis terlebih dahulu ditubuh partai, selain itu agar system bisa menyebar sampai kedesa-desa. Karena jika seseorang dapat memimpin sebuah desa dengan baik dan benar, maka mereka dapat pula mengatur sebuah wilayah dengan baik, bahkan mereka mampu mengatur sebuah kota dengan baik pula.
System demokrasi adalah benar untuk diterapkan dalam sebuah Negara, tetapi seiring system ini mulai menyebar luas, demokrasi di Indonesia hanya menjadi sebuah nyanyian Negara dan penguasa untuk melalaikan rakatnya.
SBY pernah menggigatkan “jangan ada dusta di antara kita” tapi lihat lah, kini siapa yang berdusta ?
Demokrasi hanya lah sebuah nyanyian Negara untuk melindungi otak-otak koruptor dinegeri ini.

sahabat atau musuh


======================Dia Sahabat atau Musuh ?? Hmm…========================

hmmm. sebenarnya saya pribadi bingung menggolongkan masalah yang amat sangat umum ini yang ada dalam pertemanan ke dalam golongan apa.
teman? sahabat? atau justru musuh?
tapi, satu hal yang saya tau.. bukan musuh.
mungkin, akan terjadi dua perbedaan mencolok antara teman dan juga sahabat.
sedangkan, saya sendiri mengoolongkan kategori "teman" ke dalam beberapa bagian.
teman menurut saya, ada:
1. teman baik (dimana seseorang/lebih yang kita kenal sebagai teman ini, *bisa teman sekelas, teman sejawat, atau semacamnya* selalu bersikap baik kepada kita, tetapi dia bisa saja dekat, atau justru tidak begitu dekat dengan kita)
2. teman dekat (seseorang/lebih yang kita kenal sebagai teman, yang selalu menemani kita kemanapun, tempat kita sharing berbagai macam cerita, mengeluh dan berbagi) --->hal yang paling sulit untuk dibedakan adalah: teman dekat dan sahabat.
3. teman main (seseorang/lebih, dimana kita sering menghabiskan waktu bersama di sebuah/hanya beberapa kesempatan, untuk berbincang-bincang, sekedar bercanda bersama, dan membicarakan obrolan-obrolan ringan, tanpa ikatan rasa "sayang sebagai teman", hanya cukup teman main) dan, sahabat: dimana seorang sahabat, selalu membela temannya, berlaku baik, setia, tidak akan pernah menyakiti temannya, selalu berlaku untuk yang terbaik bagi sahabatnya, dan tidak akan pernah sedikitpun terlintas untuk mengkhianatinya apalagi membuangnya suatu hari nanti.
Lalu, bagaimana dengan kondisimu? menurut kamu sendiri.. ke12 temanmu itu masuk ke dalam golongan apa?Kalau saya selama ini mengamati, yang namanya dalam sebuah "perkumpulan pertemanan", dimana kelompok pertemanan itu terdiri dari berbagai macam orang yang berbeda, walaupun "terlihat" mereka sering bersama, tetapi sebenarnya di dalamnya tidak semua masuk golongan "teman dekat" maupun "sahabat" sekalipun.Ada saja yang masuk "teman main", dimana kamu bersamanya hanya ketika kalian berkumpul dalam suatu situasi. Untuk kalian dekat pun, seperti di jembatani oleh teman yang lain. contoh: kamu dekat dengan si A ketika ada si B juga di sana. Sedangkan apabila kamu hanya berdua dengan si A, terkadang kamu justru merasa kikuk, diam, ataupun menjadi "hambar"
TEMAN, MUSUH, APA SAHABAT ???
Saya hanya bisa membantu:
1. jika teman2mu itu hanya membicarakan kejelekan teman yang hadir itu, tanpa menginginkan kejelekannya berubah menjadi baik, dan hanya mentertawakan kejelekannya di belakangnya, dan tanpa ada yang membela satupun temanmu yang tidak hadir itu,dan sikap mereka setelah membicarakan teman yang tidak hadir itu ketika bertemu tidak berubah menjadi tidak baik, mereka masuk ke dalam "teman dekat" tetapi, jika dipertahankan seperti itu.. bisa berubah menjadi "musuh dalam selimut"
2. jika teman2mu itu.. membicarakan kejelekan teman yang tidak hadir itu, mentertawakannya, tanpa menginginkan kejelekannya menjadi baik, tidak ada satupun yang membela, dan sikapnya sedikit berubah menjadi "lain" atau lebih "hambar" ketika bertemu, mereka hanyalah teman main.
3. jika teman2mu itu, membicarakan kejelekannya tanpa maksud mentertawai kejelekannya, dan mengharap temanmu itu bisa jadi lebih baik ke depannya, dan mencari solusi bersama bagaimana cara merubah sifat jeleknya tanpa menyinggung perasaannya, dan tetap mengingat segala kebaikan temanmu yang tidak hadir itu... mereka bisa digolongkan teman baik yang menuju sahabat. atau justru, sahabat sendiri..
karena yang dilakukan mereka bukanlah maksud "membicarakan kejelekannya" tetapi, bermaksud "mengubah kejelekan seorang teman tersebut menjadi lebih baik ke depannya" :)
jadi, bagaimana kamu bisa menggolongkan teman-temanmu ke dalam golongan apa... hanya kamu sendiri yang tau..semoga membantu.


Sudah Makmurkah Kita ??


SUDAH MAKMURKAH KITA ?

Berbicara standart upah minimum seakan tidak ada habisnya untuk diperdebatkan. Tetapi sebagai perbandingan nyatanya mari kita bandingkan dengan sebungkus nasi warteg / nasi padang.Mari kita renungkan kembali. Pada waktu tulisan ini dibikin yaitu pada awal tahun 2008 di Jakarta,
-sebungkus nasi warteg/padang dengan lauk standart adalah Rp.8000
-Kebutuhan transportasi standart dari rumah ke kantor Rp.15.000,- /hari
-Kontrak Rumah sederhana/petak/type 21 di pinggiran jakarta rata-2x Rp.8.000.000,- /thn atau sama dengan Rp.650,000/bln
-kebutuhan air minum (Pake isi ulang) per galon Rp.3000 pemakaian rata-2x rumah tangga kecil 3 anggota keluarga rata-2x 1 galon/hari
-kebutuhan listrik rumah tangga sederhana non AC Rp.150,000 / bulan.
Dari data-2x diatas mari kita coba hitung seberapa besar biaya hidup yang harus ditanggung seorang pria berkeluarga dengan 1 istri dan 1 anak dalam 1 bulan.
-biaya makan @Rp8.000,- x (3 kali sehari) x(3 anggota keluarga) x (30 Hari) =Rp. 2.160.000,-
-kebutuhan transportasi Rp.15.000 x (22 hari kerja)= Rp.330.000,-
-Kebutuhan kontrak rumah per bulan = Rp.650.000,-
-kebutuhan air minum Rp.3000x(30 hari)=Rp.90.000,-
-kebutuhan listrik per bulan Rp.150,000,-
Total Kebutuhan = Rp.3.380.000,-
Total kebutuhan diatas baru kebutuhan yang sangat vital belum termasuk biaya sekolah anak,biaya cadangan kesehatan kalau sewaktu-waktu sakit dan tabungan hari tua. Dengan mendapatkan pendapatan sebesar diatas pada saat ini sebenarnya anda termasuk golongan rakyat miskin.
Bayangkan anak kita tanpa pendidikan dan hidup tanpa tabungan hari tua dan dana cadangan kesehatan. Bisakah kita bayangkan generasi apa yang akan ada sekitar 20 tahun yang akan datang dari sekarang?

Dengan perhitungan biaya kenaikan gaji 10% setahun pun sebenarnya anda tidaklah benar-2x naik gaji bahkan tekor mengingat inflansi riil di Indonesia adalah sebesar 12% pertahun sedangkan kita bisa lihat sendiri kenyataannya pada diri kita dan lingkungan disekitar kita berapa banyak yang mendapatkan penghasilan “standart vital” seperti diatas?
berapa persenkah dari para pekerja yang rutin mendapatkan kenaikan upah 10% setiap tahun? mau jadi seperti apa generasi penerus bangsa ini dengan kenyataan pahit yang sekarang ini terjadi?
Tulisan ini bukannya menakut-nakuti ini adalah fakta yang terjadi saat ini di negara kita. Mari sekarang kita bandingkan dengan biaya hidup di Tokyo Jepang yang termasuk dengan golongan salah satu kota dengan biaya hidup termahal didunia berikut ini data-datanya
1. Upah minimum tokyo 800-900 yen /jam-nya
2. Biaya Listrik standart rata-rata sebulan 3000-5000 yen.
3. Biaya telephon Hp & Biasa variatif, tergantung Operator dan ambil paket2 nya, averagenya HP 35yen/ 30 detik, Biasa 8-10 yen / 30 detik.
4. Untuk makan Kelas warteg : misal Soba/udong, Gyudon(meat bowl) bisa mulai dari 350 yen.
5. Jaringan Internet 24 jam full berlangganan Incl TV cable range 5000-7000 yen (tergantung paket dari providernya).
6. Kost/kontrak rumah 50,000 Yen
Artinya, kalo kita lihat biaya hidup orang Jepang yg belum nikah di Tokyo,
1. Upah minimum/bulan = 800Yen x 8jam/hari x 22 hari/bulan = 140,800 Yen.
2. Listrik = 5000 Yen ,sekitar 3.5% dari upah minimum.
3. Handphone, bicara 10 menit/hari = 300 menit/bulan, biayanya 21,000 Yen, sekitar 15% dari upah.
4. Makan, 3 x sehari = 90 x sebulan, biayanya 90x400Yen = 36,000 Yen, sekitar 25% dari upah minimum.
5. Internet, 7,000 Yen per bulan, sekitar 5% dari upah minimum.
6. Kost/kontrak rumah 50,000 Yen/bulan sekitar 35% dari upah.
7. Sisa upah setelah biaya 1-6, sekitar 21,800 Yen, buat ongkos, main, dll bandingkan dengan keadaan kita sekarang yang berada di Jakarta.
Lebih jauh lagi kita coba bandingkan dengan kehidupan zaman eyang kita di masa pemerintahan kolonial. Pada tahun 1854 pemerintah Hindia Belanda melakukan pembaharuan sistem mata uangnya, yang mana 1 Gulden sama dengan 100 Cents.
Kesejahteraan penduduk Bumiputera pada masa kolonial sampai awal abad 20 memang rendah sekali dibanding penduduk golongan Eropa, China dan Timur Asing lainnya. Ketika pada 1888 pendapatan per kapita per tahun orang Eropa mencapai 2100 Gulden dan orang Timur Asing berpendapatan 250 gulden, pendapatan per kapita per tahun penduduk Bumiputera hanyalah 63 Gulden atau 5,25 Gulden per bulannya pada masa penjajahan Belanda 1930
Sumber data diatas berasal dari situs resmi sejarah bank Indonesia.
Nah berikut ini data yang dikutip dari mendiang eyang saya sebagai bahan perbandingan
- 1 nasi bungkus (0,5 sen/bungkus)
- Gaji Guru bantu = 50 gulden = 10.000 nasi bungkus
- gaji pembantu = 75 Sen/bulan = 150 nasi Bungkus
- harga Rumah Standart = 1000 Gulden = 200.000 nasi bungkus
Kalau ukuran diatas dijadiin ke masa sekarang okey kita hitung – nasi bungkus warteg/padang anggap 8.000
- gaji guru bantu 80jt/bulan (WOW)
- gaji pembantu = 1.2 Jt/bulan
- harga Rumah = 1,6 Milyar(masuk akal kan?)
makanya zaman dulu orang beranak sampai 12 orang masih santai. Kalo direnungkan sebenarnya apakah kita ini sudah merdeka? buat apa proklamasi kemerdekaan, buat apa reformasi kalo standart hidup kita sekarang malah lebih buruk dibandingkan dengan masa penjajahan belanda yang “katanya” tertindas?